assalamualaikum wahai penghuni alam maya
malam kelam, taburan bintang dilangit masih memancarkan sinar kuasa-Nya. Aku masih di sini menunggu subuh tiba. Kugoreskan pena mayaku ke dalam lembaran-lembaran signal digital. Tapi sayang, malam ini aku nggak bisa menembus kokohnya firewall yang Engkau berikan. Beribu virus, worm, trojan bahkan spyware berusaha mengusik jiwa alam mayaku. Tak terasa…, mereka lebih kejam daripada pembunuhan sekalipun. Aku terseok, kaki ku tak sanggup lagi berjalan. Aku lumpuh…
Konfigurasi DHCP Server di Red Hat, Fedora Core dan turunannya
Komputer A
- Cek apakah hdcp telah terinstall dengan menggunakan perintah:
#rpm –qa |grep dhcp
- Yang diinstall untuk komputer server :
dhcp-3.0.3-26
dhcp-devel-3.0.3-26
- Untuk komputer client:
dhcpv6-client-0.10-16.1
- Copykan file /usr/share/doc/dhcp-3.0/dhcp.conf.sample /etc/dhcp.conf
#cp /usr/share/doc/dhcp-3.0/dhcp.conf.sample /etc/dhcpd.conf
- Kalau sudah terinstall, edit file /etc/dhcpd.conf
Edit file dhcpd.conf
——————————————————
edit subnet 192.168.10.0
option routers 192.168.10.8
option nis_domain “wiwin.web.idâ€ÂÂ;
option domain_name_servers 192.168.10.8;
option dynamic_bootp 192.168.10.1 192.168.10.254
——————————————————
- Jalankan service httpd : #service dhcpd start
- Lihat statusnya : #service dhcpd status
Komputer B
- Untuk konfigurasi client jalankan netconfig :
#netconfig
- Lihat file /etc/sysconfig/network-scripts/ifcfg-eth0
——————————————————
DEVICE = eth0
ONBOOT = yes
BOOTPROTO = dhcp
——————————————————
- Jalankan (restart) service network
#service network restart
- Sekarang lihat Ipnya pada bagian
inet addr:192.168.10.253
Konfigurasi IP di OpenSUSE 10
- File yang dikonfigurasi :
#/etc/sysconfig/network/ifcfg-eth-id-00:13:8f:d0:53:42
BOOTPROTO = “static"
BROADCASE = “192.168.0.255"
IPADDR = “192.168.0.1"
NETMASK = “255.255.255.0"
NETWORK = “192.168.0.0"
DEVICE = “eth0"
ONBOOT = “yes"
- Untuk menjalankan service network:
#/etc/init.d/network start
- Untuk menghentikan service network:
#/etc/init.d/network stop
- Untuk merestart service network:
#/etc/init.d/network restart
- Untuk melihat status service network:
#/etc/init.d/network status
Untuk mengetes hasil konfigurasi tersebut, coba lakukan perintah ping ke IP 192.168.0.1 melalui konsole.
Untuk mengecek apakah komputer kita terhubung dengan komputer lain, bisa dilakukan perintah ping ke komputer yang terhubung. Disini saya telah menyeting komputer windows dengan IP 192.168.0.2. Jadi lakukan ping ke 192.168.0.2
Untuk mengecek apakah komputer windows (192.168.0.2) terhubung dengan komputer Linux Suse (192.168.0.1), coba lakukan perintah ping dari komputer windows.
Note :
Catatan di atas merupakan hasil dari eksperimen, jadi mungkin penjelasannya masih kurang bisa dipahami. Cuma aku ambil poin-poinnya saja. Kalau ada yang salah ataupun kurang script-nya, mohon komentar untuk perbaikan biar bisa digunakan untuk pembelajaran. Terimakasih.
Konfigurasi SAMBA di OpenSUSE
- File yang dikonfigurasi: #/etc/samba/smb.conf
Contoh menshare
[Film]
comment = Film OK
path = /mnt/E/Film
security = share
browseable = Yes
read only = Yes
public = Yes
- Untuk menjalankan service samba:
#/etc/init.d/smb start
Coba sekarang kita akses hasil sharing file dari komputer windows. Hasil dari sharing file tersebut seperti tampak pada gambar berikut.
- Untuk menghentikan service samba:
#/etc/init.d/smb stop
- Untuk merestart service samba:
#/etc/init.d/smb restart
- Untuk melihat status service samba:
#/etc/init.d/smb status
Note :
Catatan di atas merupakan hasil dari eksperimen, jadi mungkin penjelasannya masih kurang bisa dipahami. Cuma aku ambil poin-poinnya saja. Kalau ada yang salah ataupun kurang script-nya, mohon komentar untuk perbaikan supaya bisa digunakan untuk pembelajaran. Terimakasih.
Sempet kaget banget tadi pagi. Mata udah ngantuk karena semalaman nggak tidur, lagi seneng ngutak utik Ulead Visual Studio yang baru aku sewa kemarin. Iseng iseng buat dokumentasi Idul Fitri 1 Syawal 1427 H kemarin. Rencananya sih mau aku kirim buat buat kakakku di Tangerang dan juga sebagai dokumentasi saja.
Sekitar pukul 06:00 WIB tiba-tiba kerasa getar-getar. Lumayan keras seh, jadi aku sama Edy –temen se kost– langsung aja keluar tapi cuma sampe teras. Diteraspun masih kerasa. :(. Seluruh tubuh ini terasa lemas, keingat kejadian 27 Mei tahun kemarin. Eyang dan yang ada di kost pada keluar. Sambil memegan Hp aku kirim sms sama temenku, nanyain kabar mereka gimana. Alhamdulillah mereka nggak apa-apa.
Setelah beberapa menit kemudian, rintik-rintik air hujan turun. Aku kira hujan akan lama, soalnya cuaca pagi itu mendung. Tidak lama kemudian hujan reda dan sinar mentari segera menyinari bumiku
Awal tahun yang indah.
Segala puji hanya bagi Allah, tuhan yang memerintah dan mentadbir sekelian alam.Solawat dan salam buat junjungan nabi Muhammad Solallohu ‘Alaihi wa Salam serta seluruh keluarga Baginda dan para sohabatnya.
Ya Allah, sesungguhnya pada tahun ini aku telah melanggar larangan Mu, tetapi aku masih belum bertaubat sedangkan Engkau tidak redho kepadanya.Engkau telah menangguhkan azabMu yang telah ditetapkan kepadaku. Engkau telah memerintahkan agar aku bertaubat dari kesalahan itu. Sesungguhnya pada hari ini aku memohon keampunan dari Mu, ampunilah aku dari segala apa yang telah aku lakukan pada tahun ini, yang Engkau redhoi dan Engkau janjikan pahala maka aku memohon dariMu ya Allah..
Solawat dan salam buat junjungan nabi Muhammad Solallohu ‘Alaihi wa Salam serta seluruh keluarga Baginda dan para sohabatnya. Segala puji hanya bagi Allah,Tuhan yang memerintah dan mentadbir sekelian alam.. amin
From: Mijahidah
Ya Allah, kurniakanlah kepada kami Cinta terhadapMu dan Cinta kepada mereka yang mencintaiMu, dan apa sahaja yang mendekatkan kami kepada CintaMu, dan jadikanlah CintaMu itu lebih berharga bagi kami daripada air yang sejuk bagi orang yang dahaga
Tanpa terasa hari-hariku begitu berlalu begitu saja. Nggak ada yang istimewa. Dari awal semester sampai hampir abis semester ini. Ternyata nggak segampang apa yang aku bayangkan, melakukan dua kegiatan sekaligus yang menuntut kita untuk konsentrasi penuh. Belajar sambil bekerja. Bukan bekerja sambil belajar, karena dua kalimat itu mempunyai arti yang berbeda.
Ketika disibukkan dengan pekerjaan, sampai belajar pun nggak sempet. Apalagi dihadapkan dengan realita yang ada yang menuntut kerja keras demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, kebutuhan kuliah. Pastilah salah satu terabaikan.
Rasa capek dan nggak semangat dalam belajar sering datang. Apalagi kalau sudah pulang kerja — yah walaupun kerjanya nggak tentu–, capek, ngantuk, lemes, tenaga terkuras. Yaah…. namanya juga bekerja, pasti merasakan kayak gt.
Tapi aku nggak kecewa dengan realita yang mengharuskan aku begini. Karena persoalan bukan untuk dipermasalahkan tapi harus dipecahkan. Kalau emang salah satu jalan pemecahan masalah harus kayak begini, yaa udah.. jalani aja.
Masih terngiang dalam telingaku, kalimat yang tadi sempet disampaikan oleh temenku. “Ayoo mulai dari sekarang kita harus fokus belajar satu hal”. Sebuah ajakan atau support yang jarang aku temukan dari temen-temenku yang lain. Mungkin dia juga tahu keadaanku yang masih kayak gini 🙂 masih belum stabil untuk fokus belajar pada bidang tertentu saja. Apalagi bisa dibilang aku dah memanjat tangga semester yaaah bisa dibilang tinggi. 😀 KP aja belum aku ambil. Apalagi skripsi.
Kalau dipikir-pikir ada benernya juga yaa, sekarang emang harus mulai fokus pada salah satu pilihan kita. Sempet bingung juga disaat aku dihadapkan dengan banyak pilihan karena luasnya cakupan Teknologi Informatika, mau belajar pemrograman, multimedia, networking, database, animasi dll. Bisa dibilang masih ngambang semua. Mungkin kalau fokus sama 1 bidang saja bisa dibilang ahli dalam bidang tersebut.
Ya Rabb berikan hamba pilihan yang sesuai dengan kemampuan hamba, pilihan yang nantinya bisa berguna bagi hamba dan insyaallah bagi kehidupan ini ya Robb.
Hidup dimanjakan dengan lingkungan yang bisa dikatakan Islami –walaupun nggak seperti di ponpes– ternyata membuat aku harus belajar untuk membiasakan diri dengan lingkungan yang baru. Lingkungan yang aku rasa lebih baik dari sebelumnya jika dipandang dari letak, keadaan dan kehidupan masyarakat setempat, ternyata tidak.
Tak kudengar lagi salam “Assalamualaikum†disetiap kedatang-pergian seseorang. Tak kulihat lagi langkah-langkah kaki yang begitu semangat melangkah ke rumah Allah ketika azan berkumandang. Dan jarang kulihat gamis yang membalut tubuh para wanita, ada suatu ketenangan dan keteduhan hati ini ketika melihatnya.
Kebingungan selalu datang saat aku berada dalam lingkungan kerja yang baru, dimana aku harus bergaul bersama mereka, bergaul bersama orang-orang yang bisa disebut sebagai penyakit masyarakat. Walaupun aku belum tahu, apakah mereka mengganggu masyarakat atau tidak. Haruskah aku diam, sedangkan aku masih baru di sini. Aku harus mematuhi peraturan-peraturan baru. Aku perlu waktu untuk membiasakan dan menyesuaikan diri di lingkungan yang baru.
Di sini aku berusaha membiasakan kehidupanku dalam kehidupan mereka, dan mengikuti kehidupan mereka yang kurasa baik.
Ketika idealisme dan subjektifitas seseorang bertemu maka sebuah vonis akan keluar dari hati dan bukan melalui otak. Baik itu vonis yang merugikan ataupun yang tidak bagi pihak tervonis. Aku tidak setuju sekali dengan apa yang namanya “subjektifâ€ÂÂ, yang akhirnya memandang ke arah yang negatif tanpa memandang segi positifnya. Ironis memang.
ÂÂÂ
Tanpa ada alasan yang jelas dan pemberitahuan yang akurat, sang tervonis pun seribu kali bertanya. Kenapa? dan kenapa? Kalau memang sang tervonis bersalah, seharusnya memberitahu kejelasan kesalahan supaya nantinya tervonis masih bisa mengoreksi diri. Seberapa jauhkan tindakannya itu yang membuat dia divonis? Berkali-kali tervonis mengira dan menerka alasan-alasan yang membuat dia divonis. Bisa dibilang “pengecutâ€ÂÂ, tidak berani memberitahukan langsung kepada tervonis.
ÂÂÂ
Sebuah fenomena yang mungkin sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dan yang perlu digaris bawahi di sini adalah bagaimana kita menyikapi terhadap idealisme dan subjektifitas seseorang dan berusaha memperbaiki diri, dan berintropeksi diri. Berusaha beradaptasi dengan idealisme orang satu dengan yang lain.
ÂÂÂ
—————————-
ÂÂÂ
Aku tervonis, sebuah kata yang mungkin sebagai hadiah tahun baru 2007 — kata temenku J —. Sadar atau tidak sadar aku pun ikhlas akan vonis ini. Berkali-kali pertanyaan “kenapa?†menghantui pikiranku. Aku mulai tenggelam mengingat tindakan-tindakanku yang mungkin membuatku divonis seperti saat ini. Aku pun menemukannya. Mungkin ini, kenapa aku divonis.
ÂÂÂ
Tapi kalau ini memang alasan yang kuat yang menjadikan aku divonis, yaa mungkin masuk akal juga. Tapi sejauh aku bertindak masih dalam keadaan yang normal alias tidak merugikan sebelah pihak — tindakan ini sudah menjadi keharusan di tempatku yang lama –. Malah aku berusaha memberikan yang terbaik. Tapi kenapa aku salah? Ataukah ini cuma terkaan belaka? Nggak tahu juga.
ÂÂÂ
Yang penting aku harus “semangat.â€ÂÂ, seperti kata-kata temen di Tsabita dulu. Dan menjadikan ini sebagai pelajaran.
ÂÂÂ
—————————-
Untuk sahabat-sahabatku, thanks a lot yah. Telah mengisi hari-hariku dengan penuh warna. Memberikanku power untuk tetep semangat.
Pak T** maaf jika saat ini aku nggak bisa lagi nepatin apa yang telah Pak T** pesan ke aku. Bukannya aku nggak bisa, tapi keadaan yang membuatku demikian. Semoga 1 bulan terakhir kemarin merupakan penepatan janjiku kepadamu. Janji yang diwanti-wanti yang belum kesampean sampe sekarang.
Recent Comments