Archive

Archive for the ‘Windows’ Category

Instalasi dan Konfigurasi Samba di Ubuntu 8.04

May 11th, 2009 8 comments

Instalasi Samba
1. Sebelum instalasi, download paket samba di http://packages.ubuntu.com/hardy/
a. libsmbclient (libsmbclient_3.0.28a-1ubuntu4.4_i386.deb)
b. samba-common (samba-common_3.0.28a-1ubuntu4.4_i386.deb)
c. samba (samba_3.0.28a-1ubuntu4.4_i386.deb)
d. smbclient (smbclient_3.0.28a-1ubuntu4.4_i386.deb)
e. smbfs (smbfs_3.0.28a-1ubuntu4.4_i386.deb)

Read more…

Categories: Informatika, Linux, Networking, Windows Tags:

Compaq Presario V3906TU

November 13th, 2008 19 comments

Spesifikasi:
Core Duo T2390 – 1.86 GHz
512 Mb DDR2 / 120 Gb HDD
DVD RW Super Multi Webcam
WiFi
Bluetooth
Card Reader
Intel Grafish Internal
LAN / Modem

Harga : Rp. 6.320.000,00 + upgrade RAM 1 Gb Rp 80.000,00
Total harga : Rp. 6.400.000,00
Harga tersebut adalah harga setelah kami tawar-tawar dari 3 toko komputer di Jogjatronik. Dari 3 toko, harga jualnya sekitar Rp. 6.400.000,00 sampai Rp. 6.350.000,00. Di brosur yang ada harganya Rp. 6.275.000,00 sampai Rp. 6.700.000 (harga sewaktu pameran di JEC 1-5 Nov 2008).

Itulah spesifikasi laptop yang baru saja temen saya beli. Memang dari sana nya nggak ada OS nya, dan cuma disertakan CD Driver sama CD panduannya saja. Setelah sampai kost, saya dimintai untuk nginstallin Windows XP Proffessional. Saya coba masukin CD XP dan jalanin installasi, pas mau install ternyata nggak kedetek hardisknya. Akhirnya saya bawa ke kampus, di sana sampe pukul 24:00 WIB temen-temen kampus juga belum tahu cara mengatasi masalah tersebut. Akhirnya saya cari informasi ttg Compaq Presario V3906 dengan bantuan mbah google 😀

Pada umumnya notebook compaq tidak memiliki setting harddisk SATA pada biosnya. sehingga jika ingin menginstall windows XP, harus menggunakan floppy external. dimana floppy tersebut diisi driver SATA. untuk penginstalan windows Vista, bisa langsung dilakukan tanpa bantuan floppy external. Di EL’S hanya menerima install windows original, jika ingin membeli windows original silahkan datang langsung ke EL’S (Sumber: http://elsnotebook.wordpress.com/produk/hp-compaq/)

Untuk drivernya bisa didownload di sini Jika soundcardnya nggak kedetek, bisa coba pakai drivernya vista.

Kalau pingin gampang bisa pakai Windows XP Black Editions aja, langsung ke detect driver SATA nya dan berikut driver VGA juga, cuma untuk lainnya kudu install sendiri, yang pasti Microsof 1UAA sama Intel Chipset Software Installation Utility kudu di install duluan.

Akhirnya saya installing Windows XP Black Edition. Untuk drivernya masih saya download. Akhirnya sukses juga.

Categories: Windows Tags:

Baca Tulis File System Linux dari Windows

March 30th, 2007 No comments

Proses baca tilis file system Windows di Linux sudah biasa. Baik itu file system yang FAT32 maupun file system NTFS. Untuk baca tulis file system Linux di Windows bisa menggunakan program Ext2fs. Program tersebut bisa didownload di http://www.fs-driver.org.

Setelah didownload, coba install program tersebut. Tidak susah kok untuk install program Ext2fs. Tinggal Next, next dan next. Nanti pada instalasi akan di temukan pemilihan “label” untuk drive Linux, seperti tampak pada gambar berikut.

Setelah selesai proses instalasinya, coba buka Windows Explorer. Sehingga akan dihasilkan drive baru dalam komputer Anda, yang mana drive tersebut merupakan drive dari partisi Linux. Di sini penulis menggunakan Linux Ubuntu 5.04. Hasilnya bisa dilihat seperti gambar berikut.

Di sini Anda bisa melakukan copy file ataupun membuat file di partisi Linux tersebut. Selamat mencoba. Semoga artikel ini bermanfaat.

Categories: Informatika, Linux, Windows Tags: ,

Instalasi IE 7 tanpa WGA

December 6th, 2006 3 comments

Microsoft telah me-release Internet Explorer 7 Final (IE7 Final). Jika kamu mempunyai windows yang original, kamu bisa mendownload dan mengistall IE 7 secara langsung dengan mengunjungi website microsoft disini.

Tetapi jika kamu tidak mempunyai yang asli, kamu harus melewati Windows Genuine Advantage (WGA) saat instalasi. Berikut cara untuk mengcrack Internet Explorer 7 Final (IE7 Final) dan mengisntall IE7 tanpa validasi:

Step 1:
Download Microsoft Internet Explorer 7 Final.
Di RapidShare or Microsoft

Step 2:
Uninstall Internet Explorer 7 versi sebelumnya.
Klik Start > Control Panel > Add or Remove Programs
Scroll ke bawah sampai Windows Internet Explorer 7, klik dan kemudian klik Change/Remove.

Step 3:
Download crack-nya (iecustom.dll and normaliz.dll):
http://rapidshare.de/files/37408456/IE7_Final_WGA_Crack.zip

Step 4:
Ekstraklah IE7-WindowsXP-x86-enu.exe
Ekstrak juga IE7_Final_WGA_Crack.zip.

Step 5:
Di dalam folder ekstrakan IE, di sana ada folder update (dari step 4)
Di dalam folder update ada file iecustom.dll
Copy patch iecustom.dll ke dalam folder Update dari ekstrakan IE7. Overwrite file tersebut.

Step 6:
Jalankan update.exe dari folder Update untuk memulai instalasi IE7. (Jangan jalankan iesetup.exe).

Step 7:
Di akhir proses instalasi IE7, kamu akan ditanya untuk merestart Windows, JANGAN DIRESTART. Klick box “Do not restart now” dan pilih tombol “Finish”
Step 8:
Copy file normaliz.dll dari file crack ke folder C:/Windows/System32/
Step 9:
Restart Windows.

Step 10:
Setelah direstart, jalankan xmllitesetup.exe di dalam folder IE7 update.

Selamat menikmati Windows Internet Explorer 7 Final

IE7

Instalasi Windows Media Player 11 tanpa WGA

December 6th, 2006 1 comment

Langkah-langkah instalasi windows media player 11 tanpa crack :

  1. download windows media player 11 dari situs microsoft
  2. ekstrak file hasil download
  3. di dalam folder ekstrakan ada file WindowsXP-MSCompPackV1-x86.exe, wmdbexport.exe, wmfdist11.exe, wmp11.exe, wmpappcompat.exe, umdf.exe, dan setup_wm.exe. Install file-file tersebut.
  4. Reboot
  5. Klik shortcut windows media player, kemudian ada popup yang menanyakan “express” atau “custom”
  6. Pilih custom.

Selesai sudah instalasi windows media player 11.

Windows Media Player 11

Open Source vs Free Software

November 30th, 2006 No comments

Dalam dunia software, istilah free software lebih dimaknai sebagai “perangkat lunak bebas” ketimbang “perangkat lunak gratis”. Alasannya, istilah “gratis” biasanya hanya mengacu pada harga, bukannya kebebasan. Kebebasan dalam hal ini meliputi kebebasan untuk menjalankan suatu program untuk tujuan apa saja, kebebasan untuk mempelajari bagaimana program itu bekerja serta dapat disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya, kebebasan untuk menyebarluaskan kembali hasil salinan program tersebut sehingga dapat membantu sesama pengguna, dan yang terakhir adalah kebebasan untuk meningkatkan kinerja program, dan dapat menyebarkannya ke khalayak umum sehingga semua menikmati keuntungannya. Untuk mewujudkan semua itu, setiap perangkat lunak yang dinyatakan sebagai perangkat lunak bebas wajib disebarluaskan dibawah lisensi General Public License (GPL).

Konsekuensinya, agar dapat disebut sebagai perangkat lunak bebas (free software), sebuah perangkat lunak harus menyediakan kode sumber (source-code) yang dapat diakses dan dimodifikasi oleh penggunanya. Yang disebut dengan kode sumber disini adalah kode-kode dalam bahasa pemrograman yang membentuk perangkat lunak bersangkutan sebelum perangkat lunak tersebut di-compile. Perangkat lunak semacam ini lantas disebut sebagai perangkat lunak open source.

Free software tidak sama dengan perangkat lunak shareware maupun freeware. Walaupun tersedia secara gratis, shareware dan freeware jelas bukan perangkat lunak bebas. Para pembuat shareware sebenarnya sama sekali tidak berniat untuk menggratiskan software buatannya. Mereka cuma memberi kesempatan kepada user untuk mencoba selama periode tertentu untuk kemudian memutuskan apakah akan membeli versi komersialnya atau sama sekali tidak menggunakan program tersebut. Sementara itu, para pembuat freeware memang menggratiskan program buatannya, tapi mereka rata-rata tidak menyediakan source code, yang berarti mereka tidak menyediakan akses bagi penggunanya untuk melakukan modifikasi terhadap program untuk menyesuaikan dengan kebutuhannya. Ini jelas bertentangan dengan prinsip perangkat lunak yang sudah disinggung diatas.
Open Source dan Free Software

Satu hal yang sering rancu adalah pengertian antara open source dan free software (perangkat lunak bebas). Kadang-kadang kita menemui kedua istilah ini dicampur adukkan, padahal keduanya adalah hal yang berbeda.

Boleh-boleh saja sebuah perangkat lunak open source diaku sebagai free software, tapi masalahnya bukan apakah kode sumber dibuka atau tidak, tapi lebih dari itu, apakah kode itu tersedia secara bebas atau tidak. FreeBSD misalnya, adalah perangkat lunak open source, tapi bukanlah free software, setidaknya kalau kita mengacu pada definisi GPL. Ini karena walaupun kode sumber untuk FreeBSD memang tersedia, namun hanya untuk kalangan terbatas. Kode ini juga tidak bebas untuk dikembangkan sesuka hati oleh penggunanya. Ketersediaan kode sumber disini sebenarnya semata-mata untuk alasan kemudahan bagi developer untuk mengembangkan perangkat lunak untuk OS bersangkutan. Sebaliknya, OS semacam Linux adalah free software yang definitif karena kode sumbernya selain terbuka, juga dapat dimodifikasi maupun ditingkatkan oleh penggunanya sendiri (bukan hanya untuk developer).

Di pihak lain, walaupun sifatnya “free”, ini tidak berarti selamanya Linux tersedia secara gratis, karena beberapa paket distrubusi (distro) Linux dikemas sebagai paket komersial dimana pengguna harus membayar biaya lisensi untuk bisa menggunakannya secara legal. Sebaliknya, FreeBSD yang walaupun bukan free software, justeru tersedia secara gratis untuk digunakan oleh siapa saja tanpa perlu dipusingkan soal lisensi.

Proyek GNU bentukan Richard Stallman merupakan contoh yang relevan dari perangkat lunak bebas. Stallman mulai mencanangkan gerakan software bebas (free software movement) pada 1983, saat ia mengumumkan rencananya untuk menulis software kompatibel UNIX yang disebut GNU (yang merupakan akronim rekursif dari GNU’s Not UNIX) dan mengedarkannya secara gratis untuk publik.

Sebagaimana FreeBSD yang merupakan pengembangan dari keluarga Unix BSD, maka OS Linux yang populer itu sebenarnya merupakan turunan yang paling populer dari GNU. Linux Torvalds menciptakan Linux sebagai sebuah kernel dari GNU. Karenanya, walaupun sistem operasi buatannya ini sering dirujuk sebagai “Linux” saja, sebetulnya ia lebih tepat jika disebut sebagai sistem GNU/Linux. Dilain pihak, kernel GNU yang ditulis oleh Stallman – disebut Hurd, atau tepatnya GNU/Hurd – sampai saat ini masih dikembangkan dan belum kunjung selesai (!).

Kesimpulannya, istilah free software maupun open source sebenarnya tidak berkorelasi langsung dengan masalah harga. Ini cuma persoalan ketersediaan kode sumber dan bagaimana hak pengguna terhadap kode sumber bersangkutan. Untuk ukuran pengguna kebanyakan (bukan programmer/developer), urusan ini jelas bukan sesuatu yang signifikan.

OSI dan FSF

Ketersediaan kode sumber untuk diakses publik tidak serta merta membuat suatu software berhak menyandang sebutan open source. Ini kalau kita menggunakan definisi open source versi Open Source Initiative (OSI), sebuah lembaga nonprofit. Definisi formal dari open source menurut versi OSI diantaranya adalah, apabila setiap orang memiliki hak untuk memodifikasi dan me-redistribusi kode program berikut program jadinya.

Definisi OSI ini sebenarnya secara umum sama dengan definisi free software dari Free Software Foundation (FSF) bentukan Richard Stallman, yang diwujudkan dalam apa yang disebut sebagai General Public License (GPL) itu. Sebagai informasi, FSF adalah organisasi utama dimana proyek GNU bernaung. Sebagai sebuah organisasi nirlaba, FSF memiliki misi untuk menciptakan Perangkat Lunak Bebas dalam artian bebas untuk digunakan, dipelajari, disalin, diubah, dan diedarkan, serta untuk membela hak para pengguna perangkat lunak bebas.

OSI sendiri akhirnya memisah dari FSF pada 1998, saat mana mereka mulai mengadopsi label open source. Alasannya adalah karena terminologi open source dianggap kurang bermuatan ideologis ketimbang free software. Kelompok ini meyakini bahwa frase open source memiliki daya tarik yang lebih besar bagi kalangan bisnis, kendati sebenarnya software tersebut dikembangkan dengan pendekatan yang kurang lebih serupa seperti model pengembangan pada FSF. Sejak itu pula, kedua gerakan ini memisah secara filosofi. OSI cenderung menempatkan diri dalam kaitan pengembangan software, sedangkan FSF memposisikan kelompoknya sebagai sebuah gerakan sosial.

Sumber: http://dhani.singcat.com/IT/fyi.php?page=opensrc-freesw

Bad Behavior has blocked 251 access attempts in the last 7 days.