Archive

Archive for the ‘Informatika’ Category

Penetrasi Website Pemerintah

November 12th, 2008 6 comments

Akhir-akhir ini marak pemberitaan yang mengaitkan dengan hacker, cracker, ataupun yang berbau carding. Hasil penetrasi yang dilakukan oleh perorangan ataupun kelompok dan  berhasil masuk ke dalam situs pemerintahan Indonesia. Beberapa situs yang memang mempunyai bug berhasil disusupi, deface, dan kegiatan lainnya yang merugikan berbagai pihak terutama pihak pemerintah. Sebagai contoh situs *.go.id dideface oleh seseorang yang menggunakan identitas broken_hack ataupun #yogyacarderlink. Anda tahu mereka? 😛

Salah siapa? Tentu saja salah sang admin yang tidak selalu mengikuti perkembangan dunia teknologi informasi. Jarang update web, ataupun jarang membaca informasi tentang bug-bug baru yang berkembangannya sangat signifikan. Hal ini membuat para hacker, cracker ataupun carder terpancing untuk mencoba menembus sistem mereka.

Sebagai sang admin harusnya peka terhadap perkembangan tersebut. Apalagi sebagai admin website pemerintahan, yang telah dibayar mahal untuk mengamankan sistem tapi malah tidak mau mengikuti perkembangan informasi. Fasilitas dari pemerintah seperti internet ada, gaji pastinya gede dan fasilitas lain yang jauh dari cukup. Ah…. namanya juga manusia yang tak luput dari kekurangan. Tapi kalau sampai berminggu bahkan berbulan bulan dikasih tahu ke sang admin tentang bug di website mereka, dan sampai saat ini belum di’patch’. Kebangeten nggak sih? 😀

Weblog saya ini juga pernah menjadi korban kegitanan hacking. Beberapa minggu yang lalu, ada salah satu plugin blog ini terdapat bug nya, sehingga sang hacker melakukan penetrasi. Alhamdulillah nggak sampai sehari, saya disable tu plugin. 🙂

Nah, kita dapat mengambil hikmah dibalik kejadian ini bahwasanya kita wajib belajar dan belajar. Selalu update informasi. Serta bisa menjadi orang yang amanah dalam mengemban tugas dari siapapun. Bisa menempatkan mana yang seharusnya menjadi kewajiban dan mana yang haknya.

Setting IP Address di Ubuntu Linux 7.10

November 8th, 2008 2 comments

Setting IP Address ada 2 macam :
1. Setting IP Address secara static
2. Setting IP Address secara dinamic (DHCP)

Setting IP static di Ubuntu 7.10
Disini saya menggunakan Access Poin dengan SSID : lab1era

Langkah – langkah :
1. Edit file /etc/network/interface dengan menggunakan editor yang anda kuasai.

root@komputer02-desktop:pico /etc/network/interface
auto lo
iface lo inet loopback

auto wlan0

iface wlan0 inet static
address 192.168.182.100
netmask 255.255.255.0
gateway 192.168.182.1
wireless-essid lab1era

Simpan file tersebut.
Kata auto yang mendahului nama suatu interface menandakan bahwa interface tersebut akan dinyalakan secara otomatis pada saat booting. Interface lo tidak memiliki konfigurasi IP karena lo digunakan sebagai loopback sehingga memiliki IP yang pasti yakni 127.0.0.1. Alamat IP ini digunakan oleh komputer untuk berkomunikasi dengan dirinya sendiri.
Konfigurasi untuk wlan0 harus diberikan karena interface ini dikonfigurasi menggunakan IP statis. Parameter-parameter yang harus disebutkan untuk jenis interface static adalah:
address: IP address yang digunakan suatu komputer.
network: Network Address komputer.
netmask: subnet mask network komputer.
broadcast: alamat broadcast yang digunakan komputer untuk memperkenalkan diri pada jaringan.
gateway: alamat IP gateway untuk menghubungkan kita dengan dunia luar
wireless-essid: menentukan nama dadi Acess Poin yang digunakan dalam jaringan.

2. Restart servicenya dengan perintah : /etc/init.d/networking restart

root@komputer02-desktop:/etc/network# /etc/init.d/networking restart
* Reconfiguring network interfaces...                                          [ OK ]

3. Cek IP dengan perintah : ifconfig

root@komputer02-desktop:/etc/network# ifconfig
eth0      Link encap:Ethernet  HWaddr 00:1A:4D:F8:83:E6
UP BROADCAST MULTICAST  MTU:1500  Metric:1
RX packets:0 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:0 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:1000
RX bytes:0 (0.0 b)  TX bytes:0 (0.0 b)
Interrupt:17 Base address:0x2000

lo        Link encap:Local Loopback
inet addr:127.0.0.1  Mask:255.0.0.0
inet6 addr: ::1/128 Scope:Host
UP LOOPBACK RUNNING  MTU:16436  Metric:1
RX packets:347 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:347 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:0
RX bytes:37795 (36.9 KB)  TX bytes:37795 (36.9 KB)

wlan0     Link encap:Ethernet  HWaddr 00:1D:7E:05:E8:74
inet addr:192.168.182.100  Bcast:192.168.182.255  Mask:255.255.255.0
inet6 addr: fe80::21d:7eff:fe05:e874/64 Scope:Link
UP BROADCAST RUNNING MULTICAST  MTU:1500  Metric:1
RX packets:4832 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:1036 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:1000
RX bytes:1181019 (1.1 MB)  TX bytes:133727 (130.5 KB)

wmaster0  Link encap:UNSPEC  HWaddr 00-1D-7E-05-E8-74-00-00-00-00-00-00-00-00-00-00
UP BROADCAST RUNNING MULTICAST  MTU:1500  Metric:1
RX packets:0 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:0 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:1000
RX bytes:0 (0.0 b)  TX bytes:0 (0.0 b)

Setting IP sudah berhasil –> inet addr:192.168.182.100

4. Ping ke komputer sebelah. Misalnya ke komputer dengan IP : 192.168.182.18

root@komputer02-desktop:/etc/network# ping 192.168.182.18
PING 192.168.182.18 (192.168.182.18) 56(84) bytes of data.
64 bytes from 192.168.182.18: icmp_seq=1 ttl=64 time=9.58 ms
64 bytes from 192.168.182.18: icmp_seq=2 ttl=64 time=2.24 ms
64 bytes from 192.168.182.18: icmp_seq=3 ttl=64 time=2.27 ms

--- 192.168.182.18 ping statistics ---
3 packets transmitted, 3 received, 0% packet loss, time 1999ms
rtt min/avg/max/mdev = 2.242/4.701/9.589/3.456 ms

Kalau ada replay berarti settingan Anda sudah benar.

Sedangkan bila tidak ada wireless (Access Point) dalam hal ini kita menggunakan kabel jaringan sebagai medianya, kata wlan0 diganti dengan eth0. Dan wireless-essid dihilangkan. Langkah selanjutnya sama sepeti di atas.

Setting IP dinamic di Ubuntu 7.10
Disini saya menggunakan Access Poin dengan SSID : lab1era

Langkah – langkah :
1. Edit file /etc/network/interface dengan menggunakan editor yang anda kuasai.

root@komputer02-desktop:pico /etc/network/interface
auto lo
iface lo inet loopback

auto wlan0
iface wlan0 inet dhcp
wireless-essid lab1era

Simpan konfigurasi tersebut.
Jika Anda menggunakan kabel jaringan, kata wlan0 diganti dengan eth0, wireless-essid dihapus.

2. Restart servicenya dengan perintah : /etc/init.d/networking restart

root@komputer02-desktop:/etc/network# /etc/init.d/networking restart
* Reconfiguring network interfaces...
There is already a pid file /var/run/dhclient.wlan0.pid with pid 6070
killed old client process, removed PID file
Internet Systems Consortium DHCP Client V3.0.5
Copyright 2004-2006 Internet Systems Consortium.
All rights reserved.
For info, please visit http://www.isc.org/sw/dhcp/
wmaster0: unknown hardware address type 801
wmaster0: unknown hardware address type 801
Listening on LPF/wlan0/00:1d:7e:05:e8:74
Sending on   LPF/wlan0/00:1d:7e:05:e8:74
Sending on   Socket/fallback
DHCPRELEASE on wlan0 to 192.168.182.1 port 67
There is already a pid file /var/run/dhclient.wlan0.pid with pid 134519120
Internet Systems Consortium DHCP Client V3.0.5
Copyright 2004-2006 Internet Systems Consortium.
All rights reserved.
For info, please visit http://www.isc.org/sw/dhcp/
wmaster0: unknown hardware address type 801
wmaster0: unknown hardware address type 801
Listening on LPF/wlan0/00:1d:7e:05:e8:74
Sending on   LPF/wlan0/00:1d:7e:05:e8:74
Sending on   Socket/fallback
DHCPDISCOVER on wlan0 to 255.255.255.255 port 67 interval 3
DHCPOFFER from 192.168.182.1
DHCPREQUEST on wlan0 to 255.255.255.255 port 67
DHCPACK from 192.168.182.1
bound to 192.168.182.17 -- renewal in 265 seconds.
[ OK ]

3. Cek IP Address dengan perintah : ifconfig

root@komputer02-desktop:/etc/network# ifconfig
eth0      Link encap:Ethernet  HWaddr 00:1A:4D:F8:83:E6
UP BROADCAST MULTICAST  MTU:1500  Metric:1
RX packets:0 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:0 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:1000
RX bytes:0 (0.0 b)  TX bytes:0 (0.0 b)
Interrupt:17 Base address:0x2000

lo        Link encap:Local Loopback
inet addr:127.0.0.1  Mask:255.0.0.0
inet6 addr: ::1/128 Scope:Host
UP LOOPBACK RUNNING  MTU:16436  Metric:1
RX packets:334 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:334 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:0
RX bytes:36619 (35.7 KB)  TX bytes:36619 (35.7 KB)
wlan0     Link encap:Ethernet  HWaddr 00:1D:7E:05:E8:74
inet addr:192.168.182.17  Bcast:192.168.182.255  Mask:255.255.255.0
inet6 addr: fe80::21d:7eff:fe05:e874/64 Scope:Link
UP BROADCAST RUNNING MULTICAST  MTU:1500  Metric:1
RX packets:2502 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:868 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:1000
RX bytes:547711 (534.8 KB)  TX bytes:106874 (104.3 KB)
wmaster0  Link encap:UNSPEC  HWaddr 00-1D-7E-05-E8-74-00-00-00-00-00-00-00-00-00-00
UP BROADCAST RUNNING MULTICAST  MTU:1500  Metric:1
RX packets:0 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:0 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:1000
RX bytes:0 (0.0 b)  TX bytes:0 (0.0 b)

IP Address yang diberikan : 192.168.182.17 —-> inet addr:192.168.182.17

4. Setting IP dinamic komputer lain, exp. komp B.
Jika sudah diseting, restart servicenya.
Dari komp A coba test koneksi dengan perintah ping ke IP komp B.
Jika ada reply berarti sudah terkoneksi dengan benar.

root@komputer02-desktop:/etc/network# ping 192.168.182.18
PING 192.168.182.18 (192.168.182.18) 56(84) bytes of data.
64 bytes from 192.168.182.18: icmp_seq=1 ttl=64 time=2006 ms
64 bytes from 192.168.182.18: icmp_seq=2 ttl=64 time=998 ms
64 bytes from 192.168.182.18: icmp_seq=3 ttl=64 time=1.77 ms
64 bytes from 192.168.182.18: icmp_seq=4 ttl=64 time=1.13 ms
64 bytes from 192.168.182.18: icmp_seq=5 ttl=64 time=1.13 ms

--- 192.168.182.18 ping statistics ---
5 packets transmitted, 5 received, 0% packet loss, time 4009ms
rtt min/avg/max/mdev = 1.135/601.880/2006.743/801.618 ms, pipe 2

Selesai sudah setting IP di Ubuntu Linux 7.10. Jika masih ada kekurangan mohon koreksinya. 🙂

Referensi : http://www.ubuntu.com

Ubuntu 8.10

November 8th, 2008 5 comments

Akhirnya Ubuntu 8.10 release akhir bulan kemarin. Ubuntu dengan code name Intrepid Ibex ini adalah yang release ke-9 kalinya setiap 6 bulan sekali. Dan pastinya feature yang diberikan sangat banyak dibandingkan dengan feature versi sebelumnya. Jika Anda masih menggunakan versi 8.04, bisa langsung upgrade kok dari CD Ubuntunya.

Nggak tahu kapan bisa mencoba Ubuntu 8.10 ini. Iseng-iseng coba request CD dari Shipit semoga bisa sampai kost. Sebelumnya sih udah request untuk yang versi 8.04 sebanyak 15 tapi belum sampai sini. Sekarang nyoba request 5 keping. Default dari sananya sih 1 keping CD. 😀 Mungkin nanti bisa dibagi ke teman – teman. 🙂

Repositori Ubuntu 8.10 pun sudah release dalam bentuk DVD sebanyak 6 DVD sekitar 22 GB. Jumlah yang sangat besar. 🙂 Bisa didownload lewat Kambing Daripada downoad lama mending ngopi saja 😀 . Ada yang sudah punya?

Saya bukan linuxer sejati yang murni memakai OS Linux :). Sampai saat ini saya masih memakai OS Windows (bajakan) :”>. Semoga kalau PC nya sudah sehat bisa pakai Linux. ^_^

Categories: Informasi, Informatika, Linux Tags: ,

Ubuntu Free Magazine

October 18th, 2008 No comments

Full Circle is a free, independent, magazine dedicated to the Ubuntu family of Linux operating systems. Each month, it contains helpful how-to articles and reader submitted stories.

Bagi yang maniak Ubuntu Linux, atau pingin ngedapetin majalah gratis (e-book) tentang Sistem Operasi Ubuntu, silakan download file PDFnya di http://fullcirclemagazine.org/

Categories: Informatika, Linux Tags:

“You cannot install more than one script in the root directory of a domain”

October 16th, 2008 5 comments

Yups, itu adalah pesan kesalahan yang terjadi ketika saya menginstall lebih dari 1 CMS di dalam direktori root. Kejadian ini saya alami ketika akan menginstall CMS dalam suatu domain menggunakan Fantastico.

Sebelumnya saya sudah berhasil menginstall drupal CMS. Waktu itu masih coba-coba, memilih CMS mana yang sekiranya cocok untuk salah satu website. Akhirnya saya coba untuk menginstall yang lain.

Jadi file instalasi drupal saya hapus semuanya yang ada di direktori /public_html/ Setelah itu saya coba menginstall Joomla. Setelah dicoba akhirnya nggak bisa dan terdapat pesan error “You cannot install more than one script in the root directory of a domain.” Aneh. Padahal semua file sudah saya hapus.

Akhirnya tanya sama temen-temen di YM, belum bisa mastiin jawaban yang pasti. So I am try to told with google uncle. Akhirnya ketemu juga cara ngatasinnya.
Berikut cara ngatasinya:
1. Login dengan menggunakan FTP
2. Masuk direktori “.fantasticodata”
3. Cari file “installed_in_root.php” dan delete file tersebut
4. jangan lupa delete juga databasenya.

Bisa juga login menggunakan web browser, caranya hampir sama dengan menggunakan FTP.
1. Login ke domain tersebut http://namadomain/cpanel
2. Masuk ke File Manager

Categories: Informasi, Informatika Tags:

Baca Tulis File System Linux dari Windows

March 30th, 2007 No comments

Proses baca tilis file system Windows di Linux sudah biasa. Baik itu file system yang FAT32 maupun file system NTFS. Untuk baca tulis file system Linux di Windows bisa menggunakan program Ext2fs. Program tersebut bisa didownload di http://www.fs-driver.org.

Setelah didownload, coba install program tersebut. Tidak susah kok untuk install program Ext2fs. Tinggal Next, next dan next. Nanti pada instalasi akan di temukan pemilihan “label” untuk drive Linux, seperti tampak pada gambar berikut.

Setelah selesai proses instalasinya, coba buka Windows Explorer. Sehingga akan dihasilkan drive baru dalam komputer Anda, yang mana drive tersebut merupakan drive dari partisi Linux. Di sini penulis menggunakan Linux Ubuntu 5.04. Hasilnya bisa dilihat seperti gambar berikut.

Di sini Anda bisa melakukan copy file ataupun membuat file di partisi Linux tersebut. Selamat mencoba. Semoga artikel ini bermanfaat.

Categories: Informatika, Linux, Windows Tags: ,

Open Source vs Free Software

November 30th, 2006 No comments

Dalam dunia software, istilah free software lebih dimaknai sebagai “perangkat lunak bebas” ketimbang “perangkat lunak gratis”. Alasannya, istilah “gratis” biasanya hanya mengacu pada harga, bukannya kebebasan. Kebebasan dalam hal ini meliputi kebebasan untuk menjalankan suatu program untuk tujuan apa saja, kebebasan untuk mempelajari bagaimana program itu bekerja serta dapat disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya, kebebasan untuk menyebarluaskan kembali hasil salinan program tersebut sehingga dapat membantu sesama pengguna, dan yang terakhir adalah kebebasan untuk meningkatkan kinerja program, dan dapat menyebarkannya ke khalayak umum sehingga semua menikmati keuntungannya. Untuk mewujudkan semua itu, setiap perangkat lunak yang dinyatakan sebagai perangkat lunak bebas wajib disebarluaskan dibawah lisensi General Public License (GPL).

Konsekuensinya, agar dapat disebut sebagai perangkat lunak bebas (free software), sebuah perangkat lunak harus menyediakan kode sumber (source-code) yang dapat diakses dan dimodifikasi oleh penggunanya. Yang disebut dengan kode sumber disini adalah kode-kode dalam bahasa pemrograman yang membentuk perangkat lunak bersangkutan sebelum perangkat lunak tersebut di-compile. Perangkat lunak semacam ini lantas disebut sebagai perangkat lunak open source.

Free software tidak sama dengan perangkat lunak shareware maupun freeware. Walaupun tersedia secara gratis, shareware dan freeware jelas bukan perangkat lunak bebas. Para pembuat shareware sebenarnya sama sekali tidak berniat untuk menggratiskan software buatannya. Mereka cuma memberi kesempatan kepada user untuk mencoba selama periode tertentu untuk kemudian memutuskan apakah akan membeli versi komersialnya atau sama sekali tidak menggunakan program tersebut. Sementara itu, para pembuat freeware memang menggratiskan program buatannya, tapi mereka rata-rata tidak menyediakan source code, yang berarti mereka tidak menyediakan akses bagi penggunanya untuk melakukan modifikasi terhadap program untuk menyesuaikan dengan kebutuhannya. Ini jelas bertentangan dengan prinsip perangkat lunak yang sudah disinggung diatas.
Open Source dan Free Software

Satu hal yang sering rancu adalah pengertian antara open source dan free software (perangkat lunak bebas). Kadang-kadang kita menemui kedua istilah ini dicampur adukkan, padahal keduanya adalah hal yang berbeda.

Boleh-boleh saja sebuah perangkat lunak open source diaku sebagai free software, tapi masalahnya bukan apakah kode sumber dibuka atau tidak, tapi lebih dari itu, apakah kode itu tersedia secara bebas atau tidak. FreeBSD misalnya, adalah perangkat lunak open source, tapi bukanlah free software, setidaknya kalau kita mengacu pada definisi GPL. Ini karena walaupun kode sumber untuk FreeBSD memang tersedia, namun hanya untuk kalangan terbatas. Kode ini juga tidak bebas untuk dikembangkan sesuka hati oleh penggunanya. Ketersediaan kode sumber disini sebenarnya semata-mata untuk alasan kemudahan bagi developer untuk mengembangkan perangkat lunak untuk OS bersangkutan. Sebaliknya, OS semacam Linux adalah free software yang definitif karena kode sumbernya selain terbuka, juga dapat dimodifikasi maupun ditingkatkan oleh penggunanya sendiri (bukan hanya untuk developer).

Di pihak lain, walaupun sifatnya “free”, ini tidak berarti selamanya Linux tersedia secara gratis, karena beberapa paket distrubusi (distro) Linux dikemas sebagai paket komersial dimana pengguna harus membayar biaya lisensi untuk bisa menggunakannya secara legal. Sebaliknya, FreeBSD yang walaupun bukan free software, justeru tersedia secara gratis untuk digunakan oleh siapa saja tanpa perlu dipusingkan soal lisensi.

Proyek GNU bentukan Richard Stallman merupakan contoh yang relevan dari perangkat lunak bebas. Stallman mulai mencanangkan gerakan software bebas (free software movement) pada 1983, saat ia mengumumkan rencananya untuk menulis software kompatibel UNIX yang disebut GNU (yang merupakan akronim rekursif dari GNU’s Not UNIX) dan mengedarkannya secara gratis untuk publik.

Sebagaimana FreeBSD yang merupakan pengembangan dari keluarga Unix BSD, maka OS Linux yang populer itu sebenarnya merupakan turunan yang paling populer dari GNU. Linux Torvalds menciptakan Linux sebagai sebuah kernel dari GNU. Karenanya, walaupun sistem operasi buatannya ini sering dirujuk sebagai “Linux” saja, sebetulnya ia lebih tepat jika disebut sebagai sistem GNU/Linux. Dilain pihak, kernel GNU yang ditulis oleh Stallman – disebut Hurd, atau tepatnya GNU/Hurd – sampai saat ini masih dikembangkan dan belum kunjung selesai (!).

Kesimpulannya, istilah free software maupun open source sebenarnya tidak berkorelasi langsung dengan masalah harga. Ini cuma persoalan ketersediaan kode sumber dan bagaimana hak pengguna terhadap kode sumber bersangkutan. Untuk ukuran pengguna kebanyakan (bukan programmer/developer), urusan ini jelas bukan sesuatu yang signifikan.

OSI dan FSF

Ketersediaan kode sumber untuk diakses publik tidak serta merta membuat suatu software berhak menyandang sebutan open source. Ini kalau kita menggunakan definisi open source versi Open Source Initiative (OSI), sebuah lembaga nonprofit. Definisi formal dari open source menurut versi OSI diantaranya adalah, apabila setiap orang memiliki hak untuk memodifikasi dan me-redistribusi kode program berikut program jadinya.

Definisi OSI ini sebenarnya secara umum sama dengan definisi free software dari Free Software Foundation (FSF) bentukan Richard Stallman, yang diwujudkan dalam apa yang disebut sebagai General Public License (GPL) itu. Sebagai informasi, FSF adalah organisasi utama dimana proyek GNU bernaung. Sebagai sebuah organisasi nirlaba, FSF memiliki misi untuk menciptakan Perangkat Lunak Bebas dalam artian bebas untuk digunakan, dipelajari, disalin, diubah, dan diedarkan, serta untuk membela hak para pengguna perangkat lunak bebas.

OSI sendiri akhirnya memisah dari FSF pada 1998, saat mana mereka mulai mengadopsi label open source. Alasannya adalah karena terminologi open source dianggap kurang bermuatan ideologis ketimbang free software. Kelompok ini meyakini bahwa frase open source memiliki daya tarik yang lebih besar bagi kalangan bisnis, kendati sebenarnya software tersebut dikembangkan dengan pendekatan yang kurang lebih serupa seperti model pengembangan pada FSF. Sejak itu pula, kedua gerakan ini memisah secara filosofi. OSI cenderung menempatkan diri dalam kaitan pengembangan software, sedangkan FSF memposisikan kelompoknya sebagai sebuah gerakan sosial.

Sumber: http://dhani.singcat.com/IT/fyi.php?page=opensrc-freesw

Referensi Microkontroler & Arsitektur Komputer

November 30th, 2006 2 comments

Berikut referensi tentang mata kuliah arsitektur komputer dan Microkontroller:

  1. http://lecturer.eepis-its.edu/~setia/ARKOMDwnld.html (Arsitektur Komputer)
  2. http://members.tripod.com/mikrokontroler/6805/bab1.htm (Microkontroller)
  3. http://dhani.singcat.com (Artikel informatika)

Itu beberapa alamat sebagai referensi untuk belajar Arkom dan Microkontroller. Padahal aku menemukan alamat itu nggak sengaja. Iseng-iseng lagi nyariin tugas temen, alhamdulillah bisa adpetin alamat ini.

Bad Behavior has blocked 1472 access attempts in the last 7 days.